Tuesday 29 January 2013

coach versus business Coach



Coach versus Business Coach
 


Dengan munculnya tren profesi Coach ini, membuat permainan semakin menarik, Diluar Olahraga yang tentunya lebih umum memiliki seseorang Coach ada yang menekuni Life Coach, Business Coach, Love Coach, Career Coach. Dan kurangnya informasi, aturan yang berlaku dimasing-masing negara, serta asosiasi mengenai profesi yang digeluti, tentunya membuat ketidak seragaman Coaching itu sendiri. Sehingga dengan sangat mudahnya, seseorang menaruh predikat Coach pada kartu namanya, tanpa mempertimbangkan standarisasi yang berlaku sebagai seorang Coach.

Ada beberapa Lembaga Sertifikasi yang diakui oleh dunia, untuk profesi Coach ini, ICF ( International Coach Federation ), CCF ( Certified Coaches Federation ), IAC ( International Assosiation of Coaching ), ASTD ( ), dan masih banyak lagi lembaga yang mensertifikasi Coaching ini. Pilihan kami jatuh pada ICF yang secara kredibilitas, Usia yang paling tua dan Coverage Area yang telah menjangkau lebih dari 100 negara.

Terlepas dari Coach itu sendiri, saya melihat adanya permintaan yang berbeda antara negara barat dengan negara timur. Bilamana dinegara barat, profesi seorang coach tidak dicampur adukkan dengan profesi lainnya, seperti seorang trainer, mentor, terapis, maupun konsultan. Dinegara timur, profesi seorang Coach dianggap sama saja. Seorang Coach diharapkan dapat menjadi figur bagi kliennya. Ekspektasi klien terhadap Coach begitu tinggi, dan hal itu membuat Coach harus mempunyai ilmu lainnya yang akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi dirinya dalam menangani klien dengan berbagai permasalahannya.

Figur Otoritas ini demikian tingginya ditempatkan oleh Klien, sehingga umur juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan seorang coach. Yang pastinya dengan usia muda, 25 sd 30 tahun, tentunya akan menjadi pertanyaan bagi klien, apa yang dapat meyakini mereka, seorang coach dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada perusahaan yang bahkan umur perusahaan itu sudah melebihi usia Coach itu sendiri.

Misalnya, seorang Career Coach yang baru berusia 25 tahun menjadi seorang coach bagi kliennya, yang sudah sekian lama bekerja di perusahaan tanpa karir yang jelas, sedangkan umur klien sudah mencapai 35 tahun. Atau seorang Business Coach yang memiliki klien yang berusia 20 tahun lebih tua dengan usia bisnis dan skala yang sangat matang. Keragu-raguan tentunya akan timbul pada saat pertama mereka dipertemukan. Pertanyaan-pertanyaan yang umum akan segera dilontarkan mereka berkaitan mengenai pengalaman dan credential yang minim.

Bukan berarti usia 25 tahun menjadi sebuah penghalang anda untuk menekuni profesi ini. Dan belum tentu usia 25 tahun menjadikan dirinya tidak memiliki pengalaman coaching itu sendiri. Contohnya, ada seorang Coach yang berusia 40 tahun, dan profesi itu baru digelutinya 1 bulan. Apakah lantas, dia akan mendapat klien dan membimbing kliennya lebih mudah ? Tentu saja jawabannya TIDAK ! Namun dengan usia 25 tahun, dimana Coach tersebut sudah menekuni profesi ini sejak umur 22 tahun, dengan pengalaman membangun bisnis kecil-kecilan dari usia 17 tahun, dan telah memiliki jam terbang coaching selama lebih dari 2000 jam, dan jam terbang mengoperasikan bisnisnya lebih dari 5000 jam. Pastinya hal ini akan membuat percaya diri yang sangat tinggi. Jadi jawabannya adalah JAM TERBANG !. bukan berarti usia yang lebih tua akan membuat seorang coach lebih piawai.

Congruent, hal inilah yang menjadi penentu keberhasilan seorang Coach dinegara Timur. Menjalankan terlebih dahulu apa yang akan dibimbing, tentunya akan menjadi sebuah kombinasi pengalaman yang akan menjadi nilai tambah yang sangat besar kepada klien yang dilatihnya. Dengan hal inilah sebuah Empati akan muncul kepada klien dalam membangun hubungan yang lebih dekat antara Coach dengan Klien.

Pernah saya mendengar dari klien saya, tentang coach yang melatihnya, sebelum bertemu dengan saya. Dia mengutarakan, betapa tidak pedulinya coach dia terhadap permasalahan yang sedang terjadi pada bisnisnya. Dikarenakan kesepakatan yang sudah terjadi dari kedua belah pihak untuk tidak komplain satu sama lainnya, disuatu ketika, 1 kontainer barang yang dipesan dari luar negeri terhambat di pabean, karena tidak adanya izin impor. Dengan bermaksud untuk mencari jalan keluar untuk dapat menyelesaikan masalah ini, diapun melontarkannya kepada Coach. Namun dikarenakan kurangnya empati dari coach, sehingga pernyataan mengenai tidak bolehnya komplain pun dilontarkan. Bingung menanggapi hal ini, klien hanya dapat menahan rasa kesalnya, sambil berpikir buat apa kalau begitu saya membayar dia sebagai seorang coach. Pertanyaan saya, apakah coach itu tahu kondisi klien yang terpuruk dikarenakan barang persediaan yang sudah habis, dan pesanannya terhambat, membuat bisnis dia mandek. Dan berapa kerugian yang ditanggung atas kejadian itu. Bukankah Coach bertanggung jawab untuk membantu klien mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh klien ?

Walaupun demikian, Empati juga akan sekaligus menjadi bumerang bagi Coach, apabila empati yang diberikan melebihi dari batas dan kode etik yang berlaku sebagai seorang Coach. Dalam kasus-kasus tertentu, rasa iba, kasihan dan perhatian yang lebih akan menuju pada salah persepsi dan perbandingan-perbandingan. Yang tentunya hal ini akan menyebabkan masalah baru lainnya. Kode etik menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam hal ini, misalnya : Seorang Coach tidak menjalin hubungan personal dengan kliennya, Coach tidak menjadi partner dagang dengan kliennya, dan masih banyak kode etik lainnya yang akan menjaga objektifitas seorang coach tentunya.

Hal yang kontradiktif yang justru akan terjadi dengan jam terbang dikedua profesi ini, justru akan lebih sering muncul yang namanya mentoring. Ada beberapa klien yang suka meminta pendapat karena malas berpikir, mereka punya kecendrungan untuk meminta pendapat terus menerus, tanpa perlu memeras otaknya. Hal ini akan menyebabkan kelelahan yang tidak diperlukan oleh seorang Coach dalam melatih kliennya. Dan kebalikannya, justru ada klien yang tidak suka diberikan pendapat oleh coachnya. Empowering jarang terjadi dengan mentoring, sehingga pada saat mentoring diberikan, sepatutnya Coach harus meminta izin terlebih dahulu kepada klien, serta menyertakan pernyataan “ mungkin pendapat yang akan saya utarakan ini bekerja kepada diri saya dan beberapa orang yang sudah memakai cara itu, namun belum tentu bekerja untuk anda “. Hal ini akan menyelamatkan kredibilitas coach di masa depan.

Anda ingin menjadi coach, atau mau mendapatkan free bisnis coaching klik disini, atau hubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan nomer 021-583 583 33

bisnis coaching (eksplorasi coach)

Banyak orang belakangan ini mulai mengenal coaching. Namun dalam arti harafiah dan persepsi yang belum tentu benar dalam porsinya. Ada yang merubah nama mereka dari seorang Trainer atau konsultan menjadi Coach. Bahkan Motivator juga merubah titel mereka menjadi seorang Coach. Tren ini mulai terjadi 4 tahun yang lalu, dari buku ini saya tulis. Pada buku sebelumnya “ Easy Coaching, saya telah merumuskan 5 tahapan yang dilakukan seorang coach.

Namun dari pembicaraan saya dengan rekan-rekan seprofesi, pengamatan saya pada dunia coaching dan perjalanan semua coach yang saya kenal, ternyata masih banyak yang harus dieksplorasi sehingga standar rata-rata dari Business Coaching itu sendiri dapat dicapai. Dengan perjalanan menjadi Coach dari tahun 2006 sampai dengan sekarangpun, saya masih merasakan perlu pembelajaran seumur hidup. Dan dari hasil menjelajah lebih dari 100 perusahaan, melengkapi sertifikasi-sertifikasi seorang coach dengan standar internasional, serta beberapa pelatihan baik untuk sumber daya manusia, keuangan, bisnis dan pemasaran, didalam negeri dan diluar negeri, maka saya terpanggil untuk mencoba berbagi kepada semua rekan sejawat, baik sesama coach, rekan lain seprofesi trainer, motivator, konsultan maupun terapis.

Dan dalam kesempatan ini, anda akan mengeksplorasi, siapa itu seorang Coach, dan apa saja kegiatan mereka sehari-hari sebagai Coach. Sehingga akan memperjelas bagi anda yang mungkin membutuhkan jasa dari coach, agar dapat memaksimalkan potensi masing-masing, sehingga dapat bersama-sama membuat negeri ini menjadi lebih baik. Dalam buku ini, saya tidak akan mendalami teknik yang dibutuhkan oleh seorang coach dalam menjalani coaching kepada klien. Namun sudut pandang lainnya yang perlu juga diperhatikan oleh seorang coach dalam mendampingi kliennya, misalnya, aktifitas pemasaran dan penjualan dari jasa coaching itu sendiri, pembelajaran tiada henti, mengangkat kepercayaan diri sebagai coach, dapat mengerti sudut pandang klien, serta kegiatan lainnya yang menjadi satu paket dalam mendalami profesi seorang coach, termasuk menulis buku.

Berapa banyak dari Dosen yang suka mengajar, tetapi tidak menyadari bahwa memeriksa hasil ujian yang diberikan kepada muridnya adalah hal yang harus dilakukan, sama seperti meneliti dan mengabdi pada beberapa hal, yang sudah dijadikan sebagai dasar falsafah seorang dosen. Atau seorang penjual asuransi, yang nyatanya tidak mampu menangani uang sendiri, setelah sukses menangani keuangan nasabahnya. Karena pekerjaan seorang agen asuransi lebih dari penjual saja, dia harus dapat menangani semua tim penjualnya layaknya sebagai partner, belum lagi tim administrasi, kepemimpinan, sewa kantor, kepemimpinan dan lain sebagainya. anda terpanggil untuk menjadi coach yang profesional klik disini, atau hubungi PT Formula Bisnis indonesia di nomer 021-583 583 33

Pengertian Bisnis (Bisnis yang menguntungkan)



PENGERTIAN BISNIS


Bisnis, “ Sebuah Badan Usaha Komersial yang menguntungkan, terus bertumbuh dan berkesinambunganSebuah berarti satu. Tidak pernah ada seorang yang berhasil membangun banyak usaha dalam waktu yang bersamaan, kecuali dia pernah membangun sebuah bisnis dengan kriteria yang disebutkan diatas terlebih dahulu. Pernah saya membaca buku karangan, Richard Branson yang mengatakan, apabila kita pernah membangun sebuah usaha yang dapat berjalan tanpa pemiliknya, maka dia dapat membangun lebih dari satu sampai 10 usaha dalam waktu yang bersamaan. Karena prinsip membangun perusahaan sama.
Pandangan yang sudah terjadi di Indonesia mengenai bisnis yang kurang benar, mengakibatkan masyarakat kurang memahami artinya pemilik bisnis. Business Owner adalah pemilik usaha, dan bukan Business Runner, atau pelaku bisnis. Apabila mimpi anda hanya menjadi pelaku bisnis, maka kecenderungan yang akan terjadi kepada diri anda, bisnis akan menguasai anda. Berikut ciri-ciri Business Runner :
·       Menghabiskan waktu lebih dari 10 jam seminggu untuk urusan bisnis
·       Masih menandatangani cek dan giro
·       Terlibat secara operasional untuk macam-macam urusan
·       Masih sering dihubungi oleh pelanggan untuk urusan penjualan
·       Ikut terlibat dalam keputusan-keputusan taktis dan bukan strategik
·       Target yang dibicarakan lebih ke target jangka pendek
Beberapa hal diataslah menjadi penyebab terbesar, pemilik usaha tidak dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih besar secara vertikal maupun horizontal.
Badan Usaha berarti ada Susunan Organisasi dan berstatus hukum, UD, CV, PD, PT, TBK. Organisasi yang berarti, sekumpulan orang yang bersepakat bekerja sama utuk mencapai sebuah tujuan yang sama, dengan keahlian dan kemampuan yang saling melengkapi dan membantu satu dengan yang lainnya. Tentunya akan menjadi sebuah kekuatan, apabila ada kesepakatan diawal dalam masing-masing peran.  Yang kemudian mereka mengikatkan diri mereka dengan aturan hukum yang berlaku dimasing-masing negara dan wilayah.
Komersil dapat diartikan dengan Profitabilitas. Segala sesuatunya dihitung dari keuntungan yang ingin diraih dan diperoleh sebanyak-banyaknya oleh pendirinya. Sebuah badan usaha yang bukan berbentuk yayasan. Dengan tujuan mengumpulkan laba (keuntungan) sebesar-besarnya, tentunya berbeda dengan yayasan dengan tujuan tidak mencari laba.
Yang Menguntungkan, dalam menentukan harga beli dan jual, biaya yang dikelola dan semua faktor dari pendapatan maupun pengeluaran, diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat mencatat laba. Disinilah diperlukan laporan-laporan penunjang dalam mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah membukukan laba atau rugi.
Terus Bertumbuh, baik dalam omset, jumlah dan kualitas karyawan yang dipekerjakan, cabang yang dimiliki, aset yang diakuisisi, pengembangan diversifikasi sampai dengan investasi lainnya yang membuat perusahaan bertumbuh.
Berkesinambungan, karena baik ada maupun tidak kehadiran pemilik usaha, tidak lagi menjadi sebuah patokan utama kemajuan perusahaan. Sistemasi keempat bidang menjadi faktor pengungkit dan memudahkan perusahaan dalam melipatgandakan perusahaan. Keempat bidang itu meliputi, Keuangan, Pelanggan, Pekerja dan Sistem teknologinya.
Berikut beberapa pengertian mengenai Bisnis dari beberapa orang yang menjadi jangkar dan bapak bisnis baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Bob Sadino ( Pemilik usaha Kemchik’s), Ciputra ( Ciputra Grup, property maupun edukasi ), Mochtar Riyadi (Pemilik dari Property, Lembaga keuangan, Ritel, pabrikasi), Sudono Salim ( Konglomerat yang bergerak dibanyak industri ), Michael Gerber ( Bapak Bisnis negara Paman Sam ), Keith J Cunningham ( Key’s to the Vault )
Richard Branson ( Pemilik Virgin Air ), Donald Trump ( Pemilik Trump Corporation )

Anda ingin bisnis mudah dijalankan, menguntungkan dan terus berkesinambungan dan dapatkan kesempatan memenangkan bisnis check up senilai Rp 1.000.000 dengan mengisi formulir klik disini.

bisnis coaching (Garanted succes your bisnis up to 300%)

Business Coaching to succes your bisnis up to 300 % Level

 



Coaching menurut ICF (International Coach Federation) adalah “A Partnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential”. Jadi Coaching secara lebih umum dapat diartikan sebagai sebuah kerjasama dan proses kreatif yang tujuannya adalah menginspirasi, memprovokasi serta mengeksplorasi dan memberdayakan potensi personal/profesional klien secara terarah dan terukur, dengan cara bertanya, metafora dan memberikan feedback/feedforward.

Saat ini istilah Coaching sudah mulai ramai dibicarakan. Tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa Coaching itu sama saja dengan Training dan Consulting, padahal ada perbedaan mendasar pada ketiganya.

Training adalah lebih menekankan pada sharing knowledge/skills. Seorang Trainer bertanggungjawab untuk mentransformasikan konowledge/skills tertentu kepada audiensnya. Tujuan dari training, adalah merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa (secara teknis) menjadi bisa.

Consulting lebih menekankan pada solusi (solution provider), penyelesaian masalah (problem solver)dan mereka melakukannya untuk klien (do it for you). Sehingga consulting ini lebih pada memberikan ikan daripada mengajari mengail.

Coaching lebih menekankan pada re-educating, mengekspolrasi dan memberdayakan sumberdaya-sumberdaya (exploring dan empowering of resources), orientasinya pada hasil (results) dengan berfokus pada proses yang terarah dan terukur. Coaching lebih pada mengajari mengail daripada memberi ikan.

Jadi, Business Coaching adalah aktifitas coaching yang dilakukan oleh seorang Coach dengan pemilik dan/atau pelaku bisnis (klien), dengan memberdayakan seluruh potensi personal maupun organisasional, melalui percakapan, metafora maupun dengan memberikan feedback/feedforward, dengan tujuan meningkatkan performa bisnisnya sesuai yang dikehendaki oleh klien, secara terarah dan terukur.
SEBERAPA EFEKTIF ‘BUSINESS COACHING’ BAGI ANDA…?
Olivero, Bane & Kopelman melakukan sebuah study, mereka melakukan analisis dampak Executive Coaching dibandingkan dengan Training. Mereka mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa eksekutif perusahaan yang diberikan Training peningkatan produktifitasnya hanya sebesar 22.4%, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan eksekutif perusahaan yang diberikan Coaching. Eksekutif yang diberikan coaching, produktifitasnya MENINGKAT sampai 88%.

Hasil study Olivero, Bane & Kopelman tersebut diperkuat juga oleh hasil study dari Manchester Inc.’s(Busines Wire, 4 Januari 2001) yang mengambil sampel dari 100 eksekutif perusahaan untuk mengukur efektifitas dan peningkatan produktifitas ketika mereka menggunakan metode Coaching. Mereka diberikan Change-oriented Coaching dan Growth-oriented Coaching selama 6 hingga 12 bulan. Dan hasilnya :
1. Terdapat peningkatan produktifitas sebesar 53%
2. Peningkatan kualitas kinerja sebesar 48%
3. Peningkatan penguatan organisasi 48%
4. Pelayan pada pelanggan meningkat 39%
5. Penurunan tingkat komplain sebesar 34%
6. Peningkatan hubungan dengan pelanggan 37%
7. Mereduksi biaya sebesar 23%
8. Peningkatan keuntungan usaha sebesar 22%
9. Peningkatan hubungan kerja dengan atasan langsung ( pendapat 77% eksekutif)
10. Peningkatan hubungan kerja dengan supervisor 71%
11. Kerjasama Tim meningkat 67%
12. Kepuasan kerja meningkat 61%
13. Menurunkan konflik sebesar 52%
14. Meningkatkan komitmen organisasional sebesar 44%


Dari gambaran tersebut, coaching memiliki dampak yang sangat signifikan dibandingkan metode yang lain. Sehingga dengan demikian metode coaching adalah sebuah pilihan keputusan yang tepat untuk meningkatkan performa baik secara personal maupun organisasional.

BAGAIMANA PROSES ‘BUSINESS COACHING’…?
Ada 3 proses dalam coaching : Pre-Coaching, Coaching dan Post-Coaching. Pada fase Pre-Coachingdiawali dengan melakukan evaluasi bisnis atau diagnosa permasalahan sehingga pelatih (coach)mendapatkan gambaran jelas pada bagian-bagian yang mana yang perlu improvement segera, serta persetujuan perjanjian coaching antara coach dengan klien. Pada fase Coaching adalah proses penggalian dan pemberdayaan potensi, sehingga klien menemukan pilihan-pilihan solusi dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan eksekusi dari pilihan solusi tersebut. Sedangkan fase Post-Coaching adalah pengukuran atau evaluasi terhadap proses coaching yang telah dilakukan.
Coaching dilakukan secara reguler, umumnya 2 kali pada setiap bulan, setiap sesi coaching berdurasi 2 jam. Ketentuan coaching akan dituangkan dalam Perjanjian Program Coaching.
BERAPA LAMA IDEALNYA ‘BUSINESS COACHING’ DILAKUKAN…?
Sebenarnya tidak ada batasan waktu ideal dalam hal coaching ini. Klien bisa mengikuti program coaching sesuai kebutuhannya. Di FBI, ada batas minimal program coaching yaitu 3 (tiga) bulan, sesudahnya dapat di evaluasi, dan klien berhak menentukan untuk stop coaching atau melanjutkan program coaching. Dalam kenyataannya, karena bagi beberapa orang, coaching adalah hal yang relatif baru, 3 (tiga) bulan pertama tersebut adalah waktu penyesuaian, namun tidak sedikit pula yang merasakan impact dari coaching secara signifikan di 3 (tiga) bulan pertama tersebut.
SKALA BISNIS atau JENIS BISNIS APA YANG LAYAK MENGIKUTI PROGRAM ‘BUSINESS COACHING’…?
Keputusan layak atau tidaknya mengikuti program coaching tidak ditentukan dari seberapa besar skala usaha dan jenis bisnisnya, tetapi lebih pada seberapa besar pencapaian yang dikehendaki dan seberapa berartinya pencapaian tersebut bagi Anda. Anda tidak perlu mengikuti program coaching jika pencapaian yang anda inginkan itu tidak cukup berarti untuk anda wujudkan.
APA SAJA INDIKASI SEBUAH USAHA/BISNIS MEMBUTUHKAN ‘BUSINESS COACHING’…?
Secara umum, anda membutuhkan program coaching, jika :
  1. Pencapaian omset dan keuntungan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
  2. Bingung mengelola dan mengontrol keuangan (banyak terjadi kebocoran).
  3. Menghadapi persaingan usaha masih mengandalkan “perang harga”.
  4. Organisasi dan Bisnis belum berjalan efektif dan efisien.
  5. Kinerja dan Produktifitas karyawan stagnan atau bahkan menurun.
  6. Tidak cukup memiliki kemampuan managerial.
  7. Kurang mampu menggerakkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
  8. Turn-over karyawan cukup tinggi.
  9. Ingin melakukan ekspansi tetapi tidak tahu strateginya.
  10. Bisnis/usaha belum tersistemasi dengan baik.
  11. Sering terjadi konflik antar bagian dalam organisasi perusahaan.
  12. Tidak ada pengukuran yang jelas pada setiap aktifitas bisnis.
  13. Belum cukup puas dengan pencapaian saat ini.
  14. Ingin melipatgandakan omset dan profit secara signifikan.
  15. Ingin melakukan perluasan pasar (ekspansi pasar).
  16. Ingin memperbesar “market share”.
  17. Ingin memiliki tim yang solid dan loyal.
  18. Ingin bisnis bisa tetap berjalan dengan baik dan tetap memberikan keuntungan meskipun tanpa keterlibatan pemilik (business owner)
  19. Ingin mereduksi biaya-biaya.
  20. Ingin menciptakan suasana yang kondusif dalam aktifitas pekerjaan.
  21. Ingin memperbesar skala bisnis/usaha.
  22. Ingin melakukan franchise bisnis.
  23. Dan lain-lain…
ADAKAH GARANSI KEBERHASILAN PROGRAM ‘BUSINESS COACHING’…?

Ada! FBI menggaransi proses coachingnya sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Keberhasilan dan kesuksesan coaching tentu saja menjadi tanggungjawab klien sendiri. Karena Coach tidak terlibat dalam ‘day to day activities’ pada bisnis/usaha klien. Yang paling menentukan keberhasilan klien dalam coaching adalah seberapa besar KOMITMEN dan KESUNGGUHAN klien untuk berhasil. Dan dengan komitmen dan kesungguhan klien tersebut, seorang Coach akan mengantarkannya pada tujuan yang dikehendaki klien.

Data fakta 67% sukses menjalani bisnis coaching dan menaikkan omset perusahaan sampe 300 %,
33% fails, alasan kegagalan client mengikuti bisnis coaching
1. Below the Line (terlalu banyak alasan)
2. Procrastination (Menunda-nunda waktu)
3. No Outcome atau To Many Outcome
4. Open & Honest (tidak terbuka dan tidak percaya)
Apabila anda mau konsultasi free coaching silahkan isi form berikut
klik disini

Anda pengin Punya USaha tidak ada modal bikin aja bisnis online KLIK DISINI garansi Uang Kembali
   

seminar laporan keuangan

SEMINAR LAPORAN KEUANGAN BAGI OWNER / PEMILIK BISNIS ATAU BAGIAN KEUANGAN AGAR MEMUDAHKAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN.

CASH IS THE KING

CASH IS THE KING !!!

1. Faktanya, saat ini masih banyak pelaku bisnis yang belum memiliki laporan keuangan. Padahal ukuran bisnis adalah angka. Bagaimana mengukur pertumbuhan bisnis tanpa ada laporan keuangan. Sesederhana apapun sebuah laporan keuangan, sangatlah dibutuhkan. Laporan keuangan seperti “dashboard” di mobil anda. Ketika anda hendak mengendarai mobil, anda perlu mengetahui seberapa banyak bahan bakar yang ada, seberapa panas temperaturnya, sudah berapa kilometer jarak yang sudah ditempuh sehingga butuh ganti oli atau tune-up. Bahkan ketika anda lupa memasang sabuk pengaman, lampu indikator akan menyala berkedip-kedip. Begitu juga ketika ada pintu yang kurang rapat menutup.

Menjalankan sebuah bisnis, sama seperti menjalankan mobil anda. Bagaimana jika mobil anda tidak ada indikator bahan bakar, tidak ada indikator temperatur, tidak ada spidometer dan tidak ada indikator-indikator lainnya? Ya, tentu akan sangat merepotkan. Begitu juga bisnis.

2. Faktanya, masih banyak pelaku bisnis yang melihat hasil usahanya cukup dari laporan Laba/Rugi (Profit/Lost) saja. Ketika di laporan Laba/Rugi tertera angka profit yang cukup besar, dianggap telah berhasil menjalankan bisnis! Ya, dalam konteks tertentu itu bisa benar. Tetapi dalam konteks yang lain, banyak pelaku bisnis yang merasa membukukan angka profit yang besar tetapi tidak memiliki persediaan uang CASH yang cukup.

Yes! Profit is just an illusion. Not Real! Profit itu hanya teori. Memang sangat mungkin anda membukukan angka profit besar tetapi uang CASH nya tidak ada, karena piutang anda sangat besar, misalnya. Jadi percuma anda membukukan profit besar tetapi tidak ada uang CASH-nya. Padahal CASH adalah seperti darah bagi tubuh anda. Jika tubuh anda kekurangan darah, anda akan lemas, mata berkunang-kunang, jalan sempoyongan, bahkan terjatuh dan pingsan. Begitu juga dengan bisnis anda, ketika ada masalah dengan CASH, bisnis anda jalannya tidak stabil, tertatih-tatih, tidak memiliki keleluasaan untuk pengembangan atau ekpansi secara lebih masif.

CASH IS THE KING | 3 DAYS FUN WORKSHOP

19 – 21 APRIL 2013 | di SURABAYA

For FINANCE & NON-FINANCE Person
DALAM WORKSHOP CASH IS THE KING anda akan mendapatkan banyak pengertian, gambaran, kejelasan dan pencerahan, tentang pentingnya sebuah ‘dashboard’ bagi bisnis anda.
INGAT!!! Segala sesuatu yang tidak bisa diukur, tidak bisa ditingkatkan. Segala sesuatu yang bisa diukur, selalu bisa ditingkatkan!
Apakah anda sudah melakukan pengukuran atas segala hal yang anda lakukan di bisnis anda…???

DALAM WORKSHOP CASH IS THE KING anda juga akan mempelajari dan memahami secara mendalam tentang bagaimana mengelola uang bagi pertumbuhan bisnis anda secara signifikan.

INGAT!!! Salah satu faktor utama kegagalan sebuah bisnis adalah kerena adanya kesalahan pengelolaan uang. Dan itu berarti, salah satu faktor utama keberhasilan bisnis adalah kemampuan pelaku bisnis dalam mengelola keuangan!
Apakah anda sudah memiliki kemampuan mengelola keuangan dengan baik..?
DALAM WORKSHOP CASH IS THE KING anda akan belajar bagaimana membuat keputusan-keputusan strategis yang lebih tajam dan terarah.
Banyak pelaku bisnis yang membuat keputusan-keputusan taktis dan strategis tanpa menggunakan data-data keuangan, akibatnya bisa terjadi pembengkakan anggaran, munculnya biaya-biaya yang tidak terduga, sehingga membuat anda semakin PUSING!
DALAM WORKSHOP CASH IS THE KING anda akan mempelajari teknik, cara, siasat, BAGAIMANA MENGKONVERSI PROFIT MENJADI CASH!
DALAM WORKSHOP CASH IS THE KING anda juga akan melakukan simulasi bagaimana berinvestasi bisnis secara ‘aman’ karena lebih jelas perhitungannya.
Ketika anda hendak investasi, anda bisa mengambil keputusan dengan cepat apakah investasi anda menguntungkan atau tidak, apakah bisnis yang anda beli prospektif atau tidak, bisa anda lihat dari laporan keuangannya.



UNTUK PENDAFTARAN WORKSHOP CASH IS THE KING anda bisa menghubungi :
PT FORMULA BISNIS INDONESIA 
021-583 583 33 
Anto
atau dengan mendaftar dan dapatkan harga spesial bulan ini
Klik disini

SELAMAT DATANG, SELAMAT BERKUNJUNG

DAPATKAN INFO BISNIS SEMINAR TRAINING MOTIVASI TERBARU

DAPATKAN INFO MITRA BISNIS, INFO ENTREPRENUR, INFO BISNIS

ADD PIN 57BD201A untuk Info Bisnis dan Silahkan isi form untuk info lebih lanjut

MENGGUNAKAN BLOG karena ingin menunjukkan bisnis tanpa modal